Flashback KKN (Kuliah Kerja Nyata) STAIN AL-FATAH Jayapura Di Kabupaten Merauke Tahun 2015

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh..
       Gimana kabar pembaca sekalian,, semoga selalu dalam lindungan Allah ta'ala,, untuk kedua kalinya saya membuat akun blog baru mudah-mudahan rajin nulis, rajin posting dan tidak lupa dengan sandinya hehehe,,, untuk mengawali cerita kali ini perkenalkan dulu saya adalah pendatang baru bukan artis loh yaa,, hee.. Suka nulis-nulis tapi cuma di buku diary humm kali ini saya akan share di blog Balqis Home. Saya adalah mahasiswi tingkat akhir Jurusan Hukum Islam di satu-satunya Kampus Islam Terkenal yaitu STAIN AL-FATAH Jayapura. Jadi kewajiban kami ini sebagai mahasiswa semester akhir hanya menyelesaikan KKN (Kuliah Kerja Nyata) dan SKRIPSI. oke singkat cerita tibalah waktunya untuk kami berangkat KKN, Saya bersama teman-teman yang mendapatkan lokasi sama mempersiapkan diri. Tujuan lokasi kami ialah Kabupaten Merauke. Kabupaten Merauke memiliki bandara yaa namanya Bandara Mopah. Kota yang ada di Merauke ini tidak begitu ramai seperti Kota Jayapura atau kota-kota yang sudah maju lainnya. Jalan raya yang masih sepi dari angkutan, tidak ada pemandangan antrian di bank, dan juga tidak trerlihat kemacetan disemua sisi jalan. bisa tergambar Merauke seperti apa kan,, Dan oh iya di sana belum ada Supermarket besar seperti dikota-kota hehe.. yang terbesar ialah Pasar Wamanggu. sesekali waktu luang kami berjalan-jalan dikota dan saya minta diantarkan ke Mall karena teman-teman banyak menitip pesanan, lalu ketua kelompok saya malah mengantarnya ke pasar Wamanggu. Dan dia bilang "Ini mall terbesar dimerauke niss". hehehe.. Merauke juga dikenal dengan kota rusa, yaa terbukti banyaknya rusa di pekarangan tentara karena di lokasi KKN kami yaitu di Kampung Waninggap Say kebanyakan ialah hewan ternak jenis unggas dan hewan berkaki empat hanya sapi, kambing, dan kuda.
     Ini dia sekelumit tentang Kampung Waninggap Say Kabupaten Merauke: Kampung Waninggap Say ini adalah lokasi transmigrasi dahulu menurut orang adat Kuper terkenal dengan nama Lapang Panjang dan Rawa (Tempat Berburu Binatang). Seiring dengan adanya program pembangunan Pemerintah Kabupaten Merauke dan Pemerintah Pusat membuka lokasi pemukiman transmigrasi dengan nama SP 4 (Susunan Pemukiman 4) wilayah Tanah Miring. Terbentuklah unit-unit SP. Pada tanggal 19 September 1991 Pemerintah Daerah Kabupaten Merauke menempatkan trasmigrasi dari Jawa di UPT SP 4 Tanah Miring 5 dengan jumlah sebanyak 350 KK yang berasal dari berbagai daerah baik dari Translokal maupun Transmigrasi Umum, yang pembinaannya dilakukan oleh KUPT (Kepala Unit Pemukiman Transmigrasi) dari Departemen Transmigrasi Kabupaten Merauke. Setelah menempati lokasi 1 tahun baru dilakukan pembentukan desa persiapan yang dibentuk oleh KUPT. Dari situlah awal pembentukan nama desa masing-masing kelompok transmigrasi mengusulkan nama desa dipilih secara demokrasi. Akhirnya terpilih nama Cahaya Mukti yang mempunyai arti cahaya menuju kemuliaan dengan harapan sesuai dengan namanya bisa mensejahterakan masyarakatnya yang bermukim di dalamnya.
   Pada tahun 1992 dilakukan pemilihan Kepala Desa Persiapan yang dibentuk oleh KUPT untuk membentuk Desa Persiapan yang dilengkapi dengan struktur pemerintahan mulai dari kepala desa serta aparat desa RT/RW. Dengan berjalannya waktu, desa Cahaya Mukti dilakukan pembinaan pelatihan dari Departemen Transmigrasi.
    Selama 6 tahun Desa Cahaya Mukti didalam Musdes para tokoh adat, tokoh agama, dan perwakilan masyarakat tercetuslah untuk merefisi nama desa. Akhirnya semua sependapat bahwa nama kampung diubah yang semula bernama Cahaya Mukti menjadi Waninggap Say  yang menurut tetua adat bermakna tanah yang bagus dan subur, yang diharapkan sesuai dengan namanya Desa Waninggap Say tanah yang baik dan subur bisa mensejahterakan penghuninya serta bahagia. Setelah melalui proses pembinaan terjadi perubahan status dari UPT menjadi Desa Definitip.
    Pada tahun 2001 perubahan terus bergulir dari desa menjadi kampung akibat perubahan Undang-undang dan Peraturan Daerah serta perkembangan penduduk, sosial ekonomi, dan budaya. Sebagai sektor pendukung dimana segala sektor lainnya tumbuh dan berkembang untuk kesejahteraan masyarakat hingga sekarang.

    Secara administrasi kampung Waninggap Say adalah salah satu kampung yang brada di wilayah Distrik Tanah Miring yang diapit oleh 4 kampung yaitu :
Luas kampung : ...m x ...m = 726,5 Ha. Dengan batas-batas kampung sebagai berikut : 
Sebelah utara               :           Kampung Waninggap Mirap
Sebelah selatan            :           Kampung Kemangi (Yasa Mulya)
Sebelah barat               :           Kampung Sumber Harapan
Sebelah timur              :           Kampung Hidup Baru

     Sebelah selatan kampung Waninggap Say yang berbatasan dengan Kampung kemangi  terjadi perebutan wilayah. Gudang Bulog yang sekarang menjadi wilayah kampung kemangi seharusnya adalah wilayah kampung Waninggap Say. Untuk mempertegas batas wilayah tersebut sertifikat gudang bulog akan di balik nama menjadi milik kampung Waninggap Say.
    Seperti pada umumnya daerah transmigrasi, mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani dan sebagai swasta, semisal kios. Hasil data bulan januari 2015 profesi TNI tidak ada, Polri ada berjumlah 4 orang, PNS berjumlah 12 warga, Profesi tani menempati urutan pertama yaitu sebanyak 788 warga, disusul profesi swasta sebanyak 12 warga. Untuk bulan Maret 2015 TNI tidak ada, Polri ada berjumlah 4 warga, PNS berjumlah 12 warga, Tani berjumlah 788 warga, swasta ada 12 warga. Dari berbagai macam profesi di atas, taraf kehidupan masyarakat kampung Waninggap Say masih bisa dikatakan sejahtera dari hasil pertanian saja penghasilan mereka sudah melebihi hasil dari PNS, dan TNI/POLRI. Usia kerja muda banyak yang menggantungkan kepada hasil tani, akan tetapi banyak juga yang hijrah mencari pekerjaan ke kota
    Selain berprofesi sebagai petani, ada juga warga yang berprofesi sebagai peternak. Dari hasil kuisioner yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKN tahun 2015 dari 32 KK. Peternak ayam  lebih banyak mendominasi, sebanyak 165 ekor, disusul dengan warga yang beternak sapi 5 ekor, peternak itik sebanyak 91 ekor, dan peternak kambing sebanyak 10 ekor.
    Sedangkan sistem social masyarakat pada kampung Waninggap Say terlihat hidup, karena warganya masih peka terhadap lingkungan sekitar. Mengingat sama-sama menjadi masyarakat pendatang, rasa saling membantu dan sikap gotong royong masih tinggi. Walaupun jarak satu rumah dengan rumah yang lainnya berjauhan, hal ini tidak menghambat kegiatan bermasyarakat warga. Terbukti, jika ada kegiatan yang diselenggarakan oleh seorang warga semisal panen padi, maka warga yang lainnya turut membantu. Dan kegiatan keagamaan yang dilaksanakan warga kampung Waninggap Say, sama seperti kegiatan keagamaan di kampung-kampung lain pada umumnya seperti yasinan, diba’an, dan kegiatan keagamaan lainnya. Untuk acara keagamaan yang biasa dilakukan oleh bapak-bapak seperti yasin dan tahlil setiap malam jum’at ba’da magrib. Ada juga sebagian kelompok bapak-bapak yang melaksanakan Salawat Nariyah setiap 35 hari sekali ba’da magrib, sedangkan untuk kaum ibu-ibu semisal Yasin danTahlil dilaksanakan setiap hari jum’at mulai pukul 13.30- 15.00 lalu dilanjutkan dengan ceramah oleh seorang ustad. Yasin dan Tahlil ini dilaksanakan giliran di rumah-rumah warga, sedangkan diba’an setiap hari minggu pada jam yang samadilaksanakan giliran di mushala-mushala. Kegiatan keagamaan semacam ini, merupakan bentuk lain dari cara silaturahmi warga setempat dengan warga yang lainnya. Mengingat jarak antar satu rumah dengan yang lainnya saling berjauhan, momen dua kali seminggu dimanfaatkan warga dengan saling bersilaturahmi. 
     Pengalaman unik yang saya ambil dari perjalanan KKN ini adalah tentang hewan ternak warga yang berkeliaran di jalan raya, mungkin seandainya hanya jalan kampung/jalan setapak biasa ini masih dapat dimaklumi tetapi yang paling penting adalah jalan raya utama yang sering dilalui kendaraan baik motor, mobil, truck, traktor, dll. Mengapa saya mengangkat cerita tentang hewan ternak  warga yang berkeliaran? Karena saya pribadi merasa terganggu saat melintasi jalan raya lalu tiba-tiba ada hewan ternak seperti  sapi atau kambing yang melintas secara tiba-tiba. Bukan hanya membahayakan bagi si pengguna jalan tapi juga membahayakan bagi hewan ternak tersebut. Belum lagi jika terjadi tabrakan dengan hewan ternak yang apesnya double adalah si pengguna jalan karena tidak mungkin hewan ternak disalahkan. Selain si pengemudi yang luka-luka masih pula menanggung beban hewan yang ia tabrak apalagi kalau hewan ternaknya cacat atau bisa jadi mati.
    Hal ini perlu ditanggapi secara serius karena bukan hanya mengganggu tetapi juga membahayakan keselamatan orang lain dan juga ternaknya. Akan lebih baik bila terdapat peraturan dan sanksi tegas bagi pemilik hewan ternak agar menjaga ternaknya dengan baik dan benar. Entah itu dibuatkan kandang agar ternaknya tidak berkeliaran, ataukah dengan memberinya makan hanya dipekarangan rumah masing-masing agar ternak tidak makan sembarangan yakni biasanya sapi atau kambing memakan rumput dipinggir jalan. Dan berbagai upaya lain yang dapat meminimalisir ternak berkeliaran dijalan raya umum. Tak hanya kambing, menabrak bebek, sapi, ayam, bahkan anjing liar pun kadangkala membuahkan urusan yang panjang. Banyak juga malah yang diperas oleh pemilik hewan karena tak terima kejadian tersebut. Dari pada kendaraan dirusak warga, terkadang pemilik kendaraan terpaksa memberi uang damai dua kali lipat dari hewan yang ditabrak. Dari dulu, sepengetahuan saya, pengendara mobil atau motor yang menabrak hewan peliharaan warga selalu dianggap sebagai tersangka. Saya melihat tidak ada kejelasan dan ketegasan hukum di sini. Beberapa kabupaten dan kota memang sudah memiliki perda yang mengatur tentang larangan melepas hewan peliharaan di jalan raya. Selain melanggar tata keindahan jalan.
     Pada beberapa kasus, Seringkali demi menghindari tabrakan dengan hewan liar tadi, pemilik kendaraan yang agak panik malah menabrak pejalan kaki atau rumah warga yang terkadang menimbulkan korban jiwa.Tragisnya banyak juga pemilik kendaraan dihakimi massa karena dianggap lalai, ngebut, ngantuk, mabuk dan sebagainya. Budaya memelihara hewan dengan cara gampangan seperti ini terkadang menjengkelkan. Bila tak mau susah payah memberinya makan, jangan juga memelihara hewan-hewan tak berakal tadi di jalan raya. Memang menyikapi hal ini diperlukan kesadaran bersama bagi semua pihak. Semua daerah harus berani mengeluarkan perda yang dimaksud dengan sanksi yang tegas dan jelas. Pemilik kendaraan juga tak perlu menjadikan jalan raya sebagai arena latihan balap-membalap walaupun area jalan sepi. Pemilik hewan peliharaan wajib memahami bahwa jalan raya bukanlah “kandang peliharaan” mereka. Bila hal ini tetap tak digubris oleh pemilik hewan peliharaan tadi, ada atau tidak kejadian seperti di atas, tetap saja mereka wajib dijadikan tersangka.
     Hal unik yang kedua ialah kebiasaan warga kampung Waninggap Say saat ada keluarga yang memiliki hajat maka warga yang lainnya turut serta membantu keluarga tersebut demi menyukseskan acaranya. Disini terlihat bahwa warga kampung memiliki rasa empati yang tinggi persaudaraan antar warga sangat erat. Saat itu pertama kalinya saya mendengar kata “Rewang” yang dalam bahasa jawa artinya membantu, apa sih maksudnya rewang ada hajatan? Ternyata begitu saya datangi sendiri dirumah salah satu warga yang memiliki acara tersebut disinilah saya temukan jawabannya. Maksudnya ialah ikut membantu acara saja. Lho, bukannya tenda sudah ada yang memasang, makanan sudah tinggal pesan di catering, kan sudah tersedia organizer yang menangani acara-acara semisal sunatan atau wedding. Uniknya disini yang memasak ialah ibu-ibu kampung dan yang memasang tenda, dekorasi panggung dan sebagainya ialah warga kampung itu sendiri. Good job! Ini yang dinamakan kebersamaan. Suasana kekeluargaan sangat terasa dikampung Waninggap Say ini.  
     Dari segi ekonomi kampung Waninggap Say sebagai kampung yang subur banyak tanaman yang tumbuh dengan baik disana apalagi sebagai pemasok beras terbesar maka kampung waninggap say masih sangat butuh bimbingan juga butuh kesejahteraan untuk memajukan hasil yang kampung waninggap say ini miliki. Jika dilihat sebenarnya kehidupan perekonomian warga kampung ini terbilang lumayan. Kebanyakan dari mereka menggantungkan hidupnya sebagai petani padi yang panennya 1 tahun terjadi 2x. kampung ini juga tidak memiliki suasana alam yang indah atau tempat unik yang dapat menarik minat wisatawan untuk datang. Jadi tidak ada pemasukan selain dari hasil tani mereka. Terlihat warga yang cerdas dan kreatif tidak menggantungkan sepenuhnya dari hasil tani ini, mereka memiliki kerjaan sambilan entah itu berupa jualan sayur mayur, ataukah membuka kios, dll.
      Untuk pendidikan dikampung ini terbilang cukup lumayan sudah ada tersedia TK Waninggap Say, SDN Waninggap Say, hanya saja kampung ini belum memliki SMP dan SMA banyak anak dari kampung ini bersekolah di SMK Tanah Miring SP 7 yang terdekat. Untuk SMPnya yang terdekat di SMPN Tanah Miring di SP 2. Tak jarang juga banyak anak yang memilih untuk sekolah dikota.
     Dari segi social kampung ini sangat bagus, kekeluargaan yang terjalin dikampung ini sangat erat. Mungkin karena memang merasa senasib jadi mereka saling membantu antar warganya. Tapi jelas dibanding dikota yang sudah tidak ada rasa perduli antar sesama.
     Untuk segi agama, warga kampung Waninggap Say mayoritas memeluk agama islam dan masih terbilang lumayan kental. Terlihat di kampung ini banyak kelompok pengajian majelis taklim baik ibu-ibu maupun bapak-bapak. Hanya saja saking agamisnya masing-masing jalur sudah memiliki mushola sehingga baik itu shalat berjamaah, pengajian, diba’an, dll dilaksanakan di mushola-musola tersebut. Ini yang menjadikan masjid utama yang berada dipinggir jalan yang bersebelahan dengan balai kampung ini amat sepi. Ketika adzan berkumandang yang terlihat hanya ada takmir masjid dan makmumnya ialah keluarga takmir masjidnya itu sendiri. Miris bukan? Ini yang menjadikan terlihat kotak-kotak dalam beribadah kepada Allah. Masjid utama hanya penuh jika shalat jum’at dan shalat hari-hari besar seperti idul fitri dan idul adha. 
      Sekian cerita saya kali ini lain kali insyaAllah disambung lagi dengan pengalaman Balqis yang lain. mohon maaf bila banyak kesalahan dalam tulisan ini. silahkan coment untuk kedepan lebih baik lagi. Ini dia foto-foto kami saat KKN di Kampung Waninggap Say..














                                



Komentar

Postingan Populer